Saturday, August 19, 2023

PKKMB PSDKU UB KEDIRI

                                PKKMB PSDKU UB KEDIRI

                                      PRABASWARA 61

1. Minat dan Bakat Mahasiswa dalam Pengembangan Softkills
Penyaji Materi: Prof. Dr. Ir. Irfan H. Djunaidi (Wakil Direktur 3 Bidang Kemahasiswaan)

Bakat merupakan potensi bawaan yang dimiliki manusia, sedangkan minat tercipta karena adanya ketertarikan kuat atas sesuatu.
Perbedaan Minat dan Bakat
Dari kedua pengertian, jenis, dan contoh diatas kita dapat mengambil kesimpulan tentang beberapa perbedaan antara minat dan bakat. Diantaranya:

• Bakat adalah potensi bawaan yang dimiliki oleh seseorang. Minat sendiri merupakan ketertarikan seseorang terhadap suatu bidang atau aktivitas.
• Bakat tidak bisa dilihat hanya dari ketertarikan atau minat seseorang terhadap sesuatu saja. Melainkan dilihat dari kemampuannya dalam melakukan hal tersebut. Orang yang berminat pada suatu bidang belum tentu juga berbakat dalam bidang tersebut.
• Bakat tidak memerlukan stimulus atau rangsangan tertentu lantaran merupakan potensi dalam diri seseorang. Seseorang dengan bakat khusus tidak perlu mempelajarinya secara intens, namun kamu tetap perlu mengasah dan mengembangkannya. Sementara itu, minat membutuhkan stimulus yang kuat agar bisa mencapai hasil terbaik.

Kemampuan soft skills di pergurusan tinggi sangat diperlukan sekali saat ini terutama dalam menyalurkan minat bakat dan kreativitas sebab kemampuan tersebut akan dapat mengimbangi kemampuan akademis yang diberikan dibangku perkuliahan. Tentunya melalui kegiatan ini kita sebagai mahasiswa baru dapat tingkatkan kreativitas dengan mengembangkan kemampuan soft skills-nya.


2. Merdeka Belajar Kampus Merdeka
Penyaji Materi : Prof. Dr. Ir. Anak Martiah Hariati, M.Sc (Wakil Direktur 1 Bidang Akademik)
1. Sistem kredit ialah suatu sistem penghargaan terhadap beban studi mahasiswa, beban kerja dosen dan beban, penyelenggaraan program pendidikan yang dinyatakan dalam kredit.
2. Kredit adalah suatu unit atau satuan yang menyatakan isi suatu mata kuliah secara kuantitatif.
3. Ciri-ciri sistem kredit ialah :
Dalam sistem kredit, tiap-tiap mata kuliah diberiharga yang dinamakannilai kredit.
Banyaknya nilai kredit untuk mata kuliah yang berlainan tidak perlu sama.
Banyaknya nilai kredit untuk masing-masing mata kuliah ditentukan atas dasar besarnya usaha untuk menyelesaikan tugas tugas yang dinyatakan dalam kegiatan perkuliahan, praktikum, kerja lapangan atau tugas-tugas lain.

1. Nilai Kredit Semester untuk Perkuliahan, Tutorial dan Responsi
Untuk perkuliahan, nilai satuan kredit semester ditentukan berdasarkan beban kegiatan yang meliputi keseluruhan kegiatan per minggu sebagai berikut:
a. Untuk Mahasiswa
• Lima puluh menit acara tatap muka terjadwal dengan dosen, misalnya dalam bentuk kuliah atau seminar.
• Enam puluh menit acara kegiatan akademik terstruktur, yaitu kegiatan studi yang tidak terjadwal tetapi direncanakan oleh dosen, misalnya dalam bentuk mengerjakan pekerjaan rumah atau menyelesaikan soal-soal.
• Enam puluh menit acara kegiatan akademik mandiri, yaitu kegiatan yang harus dilakukan untuk mendalami, mempersiapkan kegiatan atau tujuan lain dalam bentuk tugas akademik, misalnya membaca pustaka pendukung kegiatan akademik tersebut.

2. Nilai Kredit Semester untuk praktikum, studi lapangan, magang kerja, penelitian dan sejenisnya
• Nilai Kredit Semester untuk seminar: satu kredit semester adalah tatap muka 110 menit per minggu ditambah kegiatan mandiri 60 menit per minggu per semester.
• Nilai satuan kredit semester untuk praktikum/keterampilan klinis di laboratorium/ bengkel/studio di dalam kampus: satu kredit semester adalah beban tugas di laboratorium/bengkel/studio setara 170 menit per minggu selama satu semester.
• Nilai satuan kredit semester untuk praktik lapangan/kerja lapangan/field trip: satu kredit semester adalah beban tugas di lapangan setara 170 menit per minggu selama satu semester.
• Skripsi/tugas akhir/karya seni/bentuk lain yang setara adalah kegiatan penelitian/ pembuatan model/pembuatan dan atau pagelaran karya seni/perencanaan/ perancangan pada program Sarjana, setara dengan 6 sks (6 x170 menit) per minggu, per semester.
• Tesis adalah kegiatan penelitian pada program Magister yang setara dengan minimal 9 sks (9 x 170 menit) per minggu, per semester.
• Disertasi adalah kegiatan penelitian pada program Doktor yang setara dengan minimal 28 sks (28 x 170 menit) per minggu, per semester.

3. Beban Studi Dalam Semester
Beban studi mahasiswa dalam satu semester ditentukan atas dasar ratarata waktu kerja sehari dan kemampuan individu. Pada umumnya orang bekerja rata-rata 6-8 jam selama enam hari berturut turut. Seorang mahasiswa dituntut bekerja lebih lama sebab tidak saja mahasiswa tesebut bekerja pada siang hari tetapi juga pada malam hari. Kalau dianggap seorang mahasiswa normal bekerja rata-rata siang hari 6-8 jam dan malam hari dua jam selama enam hari berturut-turut, maka seorang mahasiswa diperkirakan memiliki waktu belajar setara 8-10 jam sehari atau 48-60 jam seminggu. Oleh karena satu satuan kredit semester kirakira setara dengan tiga jam kerja, maka beban studi mahasiswa untuk tiap semester akan sama dengan 16-20 sks atau sekitar 18 sks. Dalam menentukan beban studi satu semester, perlu diperhatikan kemampuan individu berdasarkan hasil studi seorang mahasiswa pada semester sebelumnya yang diukur dengan parameter indeks prestasi. 

3. Dr. Fadli Mulyadi, SP.MP ( Wakil Direktur 2 Bidang Keuangan dan Sumberdaya)

Penundaan  UKT
• Pengangsuran UKT
• Penurunan UKT 

4. Kecerdasan Moral dan Emosional Kehidupan Kampus 
Penyaji Materi : Dr. H. Edi Purwanto, S. TP.MM

• Kunci kesuksesan  yaitu percaya diri 
• Adab merupakan perilaku manusia yang dihasilkan dari norma atau aturan. Sedangkan akhlak merupakan perilaku yang didorong oleh jiwa atau hati seseorang yang melekat secara batiniyah.
• Lingkungan mempengaruhi akhlak seseorang 
• Tri darma perguruan tinggi
  1. Pendidikan
  2. Penelitian 
  3. Pengabdian Masyarakat 

5. Penalaran Minat dan Bakar Mahasiswa
Penyaji Materi : Lisa Immaniar 
Peran mahasiswa di masyarakat
1. Agent of Change
Mahasiswa memiliki fungsi sebagai agen perubahan atau agent of change. Artinya, mahasiswa harus menjadi sosok yang berdiri di barisan paling depan untuk melakukan pergerakan atau perubahan ke arah yang lebih baik. Hal ini karena mahasiswa merupakan golongan masyarakat yang masih netral, sehingga bisa melihat peluang dan juga kesalahan baik itu dari segi pemerintahan, masyarakat, dan lain sebagainya. Mahasiswa dituntut menjadi “lidah” bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasi atau suara ketika para pemimpin atau pemangku daerah memiliki masalah dan merugikan masyarakat Indonesia. Di sinilah mahasiswa biasanya mengambil peran dengan berbagai aksi di lapangan.
2. Sosial Control
Mahasiswa juga memiliki peran sebagai social control. Artinya dalam hal ini peran mahasiswa sebagai kontrol sosial sangat penting. Mahasiswa berhak memiliki atau melakukan kontrol kepada hal yang bertentangan dengan nilai keadilan yang seharusnya diterima oleh masyarakat.

3. Iron Stock
Contoh fungsi mahasiswa yang kedua adalah sebagai iron stock atau penerus bangsa. Kita sadar, setiap orang pasti lahir di dunia untuk menjadi penerus bangsa yang diharapkan oleh orang tuanya. Tak hanya sebagai harapan orang tua saja, mahasiswa ini juga menjadi generasi baru yang diharapkan dapat memajukan negaranya.

Oleh sebab itu, mahasiswa dituntut berpikir kritis, berkualitas, memiliki moral yang baik sehingga dapat memajukan dan membuat masa depan bangsa Indonesia jauh lebih baik lagi. Itulah sebabnya para mahasiswa di tingkat perguruan tinggi disiapkan untuk terjun ke masyarakat agar bermanfaat dan berguna kedepannya.

4. Guardian of Value
Guardian of value adalah mahasiswa yang mampu menjaga nilai dan menjunjung nilai kepribadian, kebangsaan, dan bermasyarakat yang tinggi.

Apalagi di Indonesia ini. Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki warisan nilai luhur yang harus dijaga dan juga dilestarikan. Di sinilah peran mahasiswa dibutuhkan untuk menjaga nilai-nilai luhur tersebut, misalnya berlaku jujur, memiliki empati, menjunjung tinggi keadilan, memiliki semangat gotong royong, dan lain sebagainya.

Dengan menjaga dan melestarikan nilai tersebut, maka nilai luhur tersebut juga akan tumbuh dan terpelihara dengan baik di dalam lingkungan bermasyarakat. Oleh sebab itu, mahasiswa dituntut untuk melakukan perbaikan diri sendiri dan melakukan perannya sebagai guardian of value di lingkungan masyarakatnya.

















Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes